ini adalah awal dari segala awal kenapa gue bisa jatuh cinta sama laut. melalui semboyan JALESVEVA JAYAMAHE DI LAUT KITA JAYA lah naluri kelautan gue tumbuh.
sepeti Presiden kita JOKOWI menyerukan dalam pidato kepresidenan nya.
"Kita terlalu lama memunggungi laut, samudera, selat dan teluk. Ini saatnya Jalesveva Jayamahe, di Laut Kita Jaya semboyan masa lalu agar membahana,"
bersama Mayor Deni Hartono TNI angkatan laut sebagai kapten, Hiroyuki Shinkai, Yamamoto, Toru Fujii dari Jepang, 5 Orang BAJO yang sangat luar biasa serta 6 Perwakilan Mahasiswa kita memulai misi pelayaran. sekaligus menguji sejauh mana kesiapan kami sebelum dikirim mengarungi samudra 8 Negara.
*Mayor Rizky merupakan kapten kami pas pelepasan kapal majapahit menuju 8 negara.
Pagi 27 Juni 2010
diawali dengan memindahkan logistik dan segala keperluan selama berlayar,mulai dari sembako, air bersih, tabung gas,pokoknya banyak banget deh yang mesti di bawa T.T
gue belajar banyak banget dari dunia baru gue 4x20 meter.
di atas kapal ini lah gue belajar bagaimana bekerja sama. melakukan semua tugas nya ANAK BUAH KAPAL yang menurut gue keren banget daripada karyawan kantoran.
pelayaran di mulai dengan menarik layar.
SUMPAH LAYAR INI BERAT BANGET, butuh sampe 3-5 orang buat tarik layar ini hingga mengembang.
mulai dari memasak,
kebagian jadwal jaga laut (sampe jam 4 pagi)
tarik layar
belajar plot peta dengan penggaris dan busur ( ini keren banget sumpah)
kita diajarin sama bapak-bapak BAJO melihat arah tanpa kompas, tapi dengan melihat BINTANG ! dan ini cuma orang bajo yang bisa melakukannya. kita disuruh mencari bintang mana yang paling terang, itu lah yang kita jadikan patokan. (dan gue gak ngerti T.T dimata gue semua bintang itu terang T.T)
hari gini udah ada kompas yang canggih banget tetep gak dipake sama mereka.
begitulah aktivitas yang kita lakukan, buat melewati hari,
gue butuh waktu hampir 24 jam buat beradaptasi dengan dunia kelautan. dan selama itu pula gue tepar tapa bisa bergerak sama sekali. udah persis kayak ikan asin di jemur.
bagian kapal yang paling gue benci adalah palka.
palka adalah lubang kapal, yang biasa emang dipergunakan untuk menyimpan barang-barang sampai tidurpun harusnya di palka,
tapi di bawah palka ini masih ada tempat buat kami menyimpan jirigen-jirigen air bersih.
sebisa mungkin gue menghindari tempat ini, sampe tidur pun gue rela diatas, karena disini udara nya pengap banget, baru turun sekitar beberapa menit aja, perut udah mual.
disini gue bener-bener kagum sama bapak-bapak BAJO, dan dari sini gue tau klo Indonesia punya tempat yang keren banget "LABUAN BAJO"
percaya atau ngak, Bapak Bajo ini mampu memanggil angin lho, ini cerita yang di alami sama lie xiang, jadi ketika kapal mereka mengalami mati angin dan kapal tidak bergerak, bapak bajo ini lah yang kemudian memanggil angin dan seketika HUSSSS...angin datang.
dan ketika kapal borobudur mengalami badai juga bapak bajo ini yang bertahan.
sebentar lagi janji gue akan terkabulkan, yaitu mengunjungi bapak bajo di labuan bajo.
tanggal 30 Juni 2010
sampai di marina batavia jam 1 pagi,
disini lah tim ekspedisi terbentuk
kami di kumpulkan dengan berdiri melingkar dihadapan Kapten Deny.
disini lah suasana tegang mulai menyerang kami.
satu mahasiswa memilih mundur setelah di tanya apakah ingin melanjutkan ekspedisi yang sesungguhnya?
kami berlima pun dengan lantang menyanggupi tugas berat yang di berikan.
Adhi Perwira, Didi (Batu Bara), Yosep Raharja, Agung Setiyo Wibowo, dan Santa (Putu)
sesuai jadwal pada 04 juli 2010 kapal ini akan dilepas oleh mentri kebudayaan dan pariwisata JERO WACIK.